"Chinese Shops", cat air di atas kertas, 29.7cm x 42cm
Kali ini saya akan berbagi pengalaman melukis deretan toko di Pecinan Jakarta yang mengambil referensi foto vintage hitam putih. Tantangannya adalah bagaimana mentransformasi foto hitam putih menjadi lukisan berwarna dengan informasi yang sangat terbatas mengenai situasi asli waktu foto ini dibuat.
1. Langkah pertama adalah membuat sketsa detail berdasarkan referensi foto yang ada. Karena latar belakang saya yang juga membuat seni kaligrafi Tionghoa, maka saya tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam membuat detail huruf-huruf Tionghoa di papan nama toko. Namun hal ini bukanlah hal mendasar, asal saja kita bisa mencontoh apa yang ada di foto, maka hasilnya akan tetap bagus.
Selanjutnya, tulisan/huruf yang value-nya lebih terang dari sekitarnya diberi masking fluid untuk lebih memudahkan proses pengerjaan.
2. Warna disapukan secara berlapis (layer by layer) dan mengingat foto referensi adalah hitam putih, maka diperlukan improvisasi dalam pewarnaan. Yang penting diingat adalah value lebih penting dari warna, kontras antara gelap dan terang lah yang membuat lukisan jadi menarik dan enak dilihat.
Pemilihan warna merupakan kombinasi antara warna yang berseberangan (complementary) dan warna yang berdekatan (analogous) di roda warna (color wheel). Hal ini agar dalam lukisan terdapat kombinasi antara warna hangat dan sejuk (warm and cool colors).
3. Tahap akhir adalah memberi warna pada detail seperti: pedagang kaki lima, detail pada eksterior toko dan para pejalan kaki. Untuk interior toko, jangan membuatnya terlalu detail, cukup garis besarnya saja agar tidak bersaing dengan detail pada bagian lainnya. Jangan sampai kita tergoda untuk membuat setiap detail seperti yang nampak di foto, karena lukisan akan menjadi terlalu ramai dan memusingkan yang melihatnya.